Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

Alay? Ciyus, Miapah?

Belakangan ini, muncul lagi kosakata-kosakata baru dalam dunia pergaulan anak muda di Indonesia, terutama do kota-kota besar seperti Jakarta. Beberapa waktu lalu muncul kata " kamseupay " yang merupakan bahasa prokem era 1980-an dan kemudian dipopularkan kembali oleh selebriti Marrisa Haque, yang merupakan hinaan sangat rendah pada seseorang (atau merupakan akronim dari "kampungan sekali, udik, payah"). Namun dalam perkembangannya, makna kata ini bergeser menjadi semakin luas. Bahkan, orang yang marah karena komputer jinjingnya bermasalah pun berkata "ah, kamseupay nih laptop ." Saya telah menyinggung ini dalam tulisan yang berjudul " Ayu Ting-ting, Kamseupay, dan Sub-Altern ." Kemunculan kosakata-kosakata "aneh" seperti ini menandakan kebosanan masyarakat bahasa yang baku. Dalam skala yang lebih besar, hal-hal yang nyleneh seperti ini merupakan perlawanan terhadap kemapanan. Ini terjadi pada komunitas-komunitas sub-altern atau komu

Pantang Pulang sebelum Padam

Kalau moto polisi "Melayani dan Melindungi," moto pramuka "Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan," maka moto pemadam kebakaran di Indonesia adalah "Pantang Pulang sebelum Padam." Makna yang luar biasa terkandung dalam moto ini. Jika melihat kenyataan di lapangan, agaknya tidak terlalu luar biasa, tetapi pemadam kebakaran Indonesia konsisten dengan moto mereka, karena itu mereka selalu datang saat kebakaran sudah hampir pada, melakukan finishing touch , dan kemudian pulang. Sebenarnya tidak semua dikarenakan kelambanan pemadam kebakaran. Dalam banyak kasus, penyebab keterlambatan pemadam kebakaran datang ke lokasi adalah kemacetan lalu lintas (terutama di Jakarta), dan lokasi yang sulit terjangkau karena terletak di pemukiman padat penduduk. Nah, kalau nonton film-film Hollywood yang bercerita tentang pemadam kebakaran, saya sering kagum. Saya kagum dengan pemadam kebakaran di film-film itu yang berupaya semampu mereka untuk menyelamatkan orang yang terk